NGOPILOTONG.COM, - Gunung Marapi di Sumatra Barat dan Semeru di Jawa Timur mengalami erupsi pada Kamis (25/4/2024), memicu peningkatan status Level III atau Siaga oleh Pos Pengamatan Gunung Api. Menurut Akun X Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), erupsi Marapi terjadi pukul 06.49 WIB dengan amplitudo maksimum 22,1 mm dan durasi 89 detik.
Terjadi erupsi G. Semeru pada hari Kamis, 25 April 2024, pukul 06:35 WIB tinggi kolom abu teramati ± 900 m di atas puncak. Erupsi terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 120 detik. https://t.co/YGvQATDQaz via @id_magma pic.twitter.com/OzDbtonUkI
— PVMBG (@PVMBG_) April 25, 2024
Sementara itu, erupsi Semeru terjadi pada pukul 06.35 WIB dengan tinggi kolom abu mencapai sekitar 900 meter di atas puncak, direkam dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 120 detik.
Petugas dari Pos Pengamatan Gunung Marapi, Moh Nurul Asrori, mengingatkan masyarakat untuk menjaga jarak dari pusat erupsi dengan tidak mendekati dalam radius 4,5 kilometer dan waspada terhadap potensi bahaya lahar terutama saat musim hujan. Masyarakat juga diimbau menggunakan perlindungan seperti masker untuk melindungi pernapasan dan perlengkapan lainnya untuk melindungi mata dan kulit dari hujan abu. Bersihkan atap rumah dari abu vulkanik untuk mencegah kerusakan.
Terjadi erupsi G. Marapi pada hari Kamis, 25 April 2024, pukul 06:49 WIB. Erupsi terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22.1 mm dan durasi 89 detik. https://t.co/GD0PWINEeM via @id_magma
— PVMBG (@PVMBG_) April 25, 2024
Sementara itu, petugas dari Pos Pengamatan Gunung Semeru, Ghufron Alwi, menyarankan agar masyarakat tidak melakukan aktivitas dekat puncak gunung, terutama di sektor tenggara sepanjang Besuk Kobokan dalam radius 13 kilometer dari puncak.
Masyarakat juga diminta untuk tidak melakukan aktivitas di sepanjang tepi sungai dalam radius 500 meter dari sepanjang Besuk Kobokan, karena berpotensi terkena awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 kilometer dari puncak. Ghufron juga mengingatkan masyarakat untuk waspada terhadap bahaya lontaran batu, termasuk batu pijar, dan potensi bahaya lainnya seperti awan panas, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai dan lembah yang berhulu di puncak Semeru.
Editor : Ahmad Firdaus
Baca Artikel Lainnya di GOOGLE NEWS
0Komentar