BRO UPDATE, Cirebon - Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, menyoroti kegiatan pertambangan di kawasan hutan milik Perhutani yang diduga menjadi penyebab longsor di area tambang batu alam Gunung Kuda, Desa Cipanas, Kecamatan Dukupuntang, Kabupaten Cirebon, pada Jumat (30 Mei 2025).
Peristiwa longsor ini menimbulkan korban jiwa dan kembali memicu perdebatan terkait dugaan penyalahgunaan fungsi hutan oleh Perhutani. Dalam pernyataannya kepada media, Dedi menegaskan bahwa Perhutani tidak semestinya menyewakan lahan hutan untuk pertambangan, karena hal tersebut bertentangan dengan peran utama lembaga sebagai pengelola hutan.
“Kami akan memanggil Perhutani untuk meminta penjelasan. Banyak area hutan yang kini berubah fungsi menjadi lokasi tambang. Padahal, Perhutani seharusnya fokus mengelola hutan, bukan memfasilitasi pertambangan,” tegas Dedi.
Ia menilai bahwa aktivitas tambang yang semakin meluas di kawasan hutan menunjukkan adanya pembiaran yang sistematis, yang membahayakan keselamatan masyarakat serta merusak lingkungan. Karena itu, Dedi mendesak agar seluruh kerja sama sewa lahan yang dilakukan oleh Perhutani dengan pihak ketiga dievaluasi secara menyeluruh.
Hingga saat ini, Perhutani belum memberikan tanggapan resmi baik atas pernyataan Gubernur maupun terkait insiden longsor tersebut.
Peristiwa di Gunung Kuda ini menambah panjang deretan konflik antara pelestarian hutan dan eksploitasi sumber daya alam, yang kembali mendapat sorotan tajam dari masyarakat dan pegiat lingkungan.
0Komentar