BRO UPDATE, Washington D.C. – Seorang pakar keamanan nasional yang akrab dengan program nuklir Iran menyatakan bahwa serangan militer Amerika Serikat terhadap fasilitas nuklir bawah tanah Iran kemungkinan besar tidak akan efektif, meskipun menggunakan bom penghancur bunker terbesar milik militer AS.
Pernyataan tersebut disampaikan kepada ABC News pada Kamis (19/6/2025), menyusul meningkatnya spekulasi mengenai kemungkinan serangan terhadap fasilitas nuklir Fordow, yang dikenal sangat terlindungi dan dibangun di dalam gunung batu.
"Fasilitas Fordow telah dirancang untuk menahan serangan dari senjata konvensional, termasuk bom Massive Ordnance Penetrator (MOP) seberat 30 ton," ujar sumber yang tidak disebutkan namanya karena alasan keamanan nasional. "Bahkan dengan sejumlah MOP, penghancuran total tetap sangat sulit dicapai."
Fasilitas Fordow, yang berlokasi di dekat kota suci Qom, Iran, dikenal sebagai pusat pengayaan uranium yang sangat penting bagi program nuklir Teheran. Letaknya yang jauh di dalam tanah, dilindungi oleh lapisan beton dan bebatuan, menjadikannya salah satu target militer tersulit di dunia.
Sementara itu, pejabat di Pentagon juga menyatakan keraguan terhadap efektivitas opsi militer konvensional. Mereka memperingatkan bahwa serangan semacam itu kemungkinan hanya akan menunda, bukan menghentikan, kemampuan nuklir Iran. Bahkan ada kekhawatiran bahwa tindakan militer terbuka justru dapat mendorong Iran untuk mempercepat programnya.
Hingga saat ini, belum ada keputusan resmi dari Gedung Putih terkait kemungkinan aksi militer terhadap Iran. Namun, meningkatnya tensi di kawasan serta tekanan dari sekutu regional seperti Israel membuat diskursus soal opsi militer semakin menguat di lingkaran dalam pemerintahan Presiden AS.
Pemerintah Iran sendiri belum memberikan tanggapan langsung terhadap laporan ini, namun sebelumnya menyatakan akan membalas setiap serangan terhadap fasilitas strategis mereka secara "keras dan tanpa kompromi."
Sumber : ABCNews
0Komentar