BRO UPDATE – St. Petersburg, Rusia, 21 Juni 2025 — Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto menyoroti persoalan ketimpangan distribusi kekayaan di Indonesia meskipun pertumbuhan ekonomi nasional tercatat stabil dalam tujuh tahun terakhir.
Dalam pidatonya pada St. Petersburg International Economic Forum (SPIEF) 2025 di Rusia, Prabowo menyatakan bahwa ekonomi Indonesia tumbuh rata-rata 5 persen per tahun atau sekitar 35 persen secara total sejak 2018. Namun, pertumbuhan itu menurutnya belum membawa dampak pemerataan yang signifikan bagi seluruh lapisan masyarakat.
"Kekayaan nasional masih terkonsentrasi pada kurang dari 1 persen populasi. Ini bukan formula yang baik untuk keberhasilan bangsa," tegas Prabowo di hadapan para pemimpin dunia, ekonom, dan pelaku bisnis internasional, Jumat (20/6).
Prabowo juga menyoroti potensi besar Indonesia yang memiliki kekayaan sumber daya alam melimpah seperti hutan, tambang, dan komoditas global. Ia mengingatkan bahwa kekayaan tersebut dapat berubah menjadi "kutukan sumber daya" jika tidak dikelola secara adil dan berkelanjutan.
"Negara-negara Asia Tenggara, termasuk Indonesia, seringkali terlalu mengikuti arus kekuatan global. Kita harus punya pendekatan sendiri dalam mengelola ekonomi," ujarnya.
Dalam forum ekonomi internasional tahunan ini, Prabowo juga memaparkan pentingnya membangun sistem ekonomi jalan tengah yang berkeadilan sosial dan berbasis pada kepentingan nasional, bukan semata mengikuti model negara-negara besar.
SPIEF 2025 menjadi panggung pertama Presiden Prabowo di level global sejak resmi dilantik sebagai Presiden Indonesia pada Oktober 2024 lalu. Kehadirannya menandai komitmen Indonesia dalam membangun kerja sama internasional yang setara dan berorientasi pada kesejahteraan rakyat.
0Komentar