NGOPILOTONG.COM, - Di tanah Makassar yang terkenal dengan masyarakatnya yang pemberani, tradisi "Accera" atau penyembelihan kerbau menjadi bagian penting dalam ritual tolak bala dan pencucian benda pusaka kerajaan. Namun, tradisi ini meninggalkan banyak tulang kerbau yang dibuang begitu saja.
Papallu, para tukang masak di tanah Makassar, merasa prihatin melihat limbah tulang kerbau yang terbuang sia-sia. Mereka pun berinisiatif mengolahnya menjadi sebuah masakan lezat yang kini dikenal sebagai Sop Konro.
Nama "Konro" berasal dari kata "Konro" yang berarti tulang kerbau yang memiliki sumsum atau masakan daging dari dada kerbau. Sop Konro merupakan hidangan berkuah kaya rasa dengan bahan dasar tulang iga berbalut daging kerbau atau sapi yang dimasak bersama bumbu khas dari buah keluak.
Seiring popularitasnya, Sop Konro menjadi hidangan favorit banyak orang di Makassar. Hal ini berakibat pada berkurangnya populasi kerbau di Sulawesi Selatan. Oleh karena itu, sejak tahun 1960-an, bahan dasar Sop Konro diubah menjadi daging sapi.
Penggunaan kerbau dalam budaya Sulawesi Selatan memang sudah ada sejak lama. Kerbau menjadi hewan sembelih dalam berbagai adat istiadat, seperti maccera Tasi' di Luwu, accera kalompoang di Gowa, maccera Tappareng di Wajo, maccera Manurung di Enrekang, dan ritual Rambu Solo di Toraja. Tradisi-tradisi ini pun turut berkontribusi pada penurunan populasi kerbau di wilayah tersebut.
Evolusi Sop Konro melalui tiga tahapan. Awalnya, hidangan ini hanya berupa sup tulang kerbau yang disebut "Pallu Buku". Kemudian, berkembang menjadi Konro yaitu sup tulang iga berbalut daging. Tahap terakhir, Konro bakar berbentuk stik iga sapi menjadi primadona baru.
Daging kerbau dalam masakan Konro memiliki nilai filosofis yang mendalam. Kerbau melambangkan etos kerja keras, tanda gerak pertanian, mencerminkan kemakmuran budaya agraris, dan mentalitas yang kuat terhadap alam.
Berawal dari tulang kerbau yang dibuang, kini Sop Konro telah menjadi ikon kuliner kebanggaan rakyat Makassar yang mendunia. Kelezatan iga dan kaldu Konro mengingatkan kita untuk menjalani hidup dengan lebih bermakna dan penuh rasa syukur.
Sop Konro, bukan hanya hidangan lezat, tetapi juga warisan budaya dan filosofi yang patut dilestarikan.
Editor : Ahmad Firdaus
Klasemen Piala Eropa 2024, Selengkapnya
Jadwal Piala Eropa 2024, Selengkapnya
Baca Artikel Lainnya di GOOGLE NEWS
0Komentar